Jumat, 12 Juni 2015

Legenda Korea

Filled under:



Pada zaman Dinasti Joseon tinggallah seorang pejabat tinggi yang sangat jujur. Namanya adalah Hwang Hee.
karena kejujurannya, membuat semua rakyat mencintai dan menghormatinya. Hingga sang raja Yojong pun ingin mengangkatnya menjadi perdana menteri untuk membangun kerajaan yang lebih baik.
Mendengar hal itu, Menteri Ja Gwang dan Gang Sun merasa tidak senang. Mereka takut rencana mereka untuk menghancurkan kerajaan akan gagal karena kehadiran Hwang Hee.
“Bagaimana ini, jika hwang Hee benar-benar diangkat menjadi perdana menteri, rencana kita akan gagal.”
“kau pikir aku siapa? Jangan khawatir.  Dengan otakku ini, aku akan menyingkirkan pejabat rendahan itu”
Hingga suatu hari, Hwang Hee dipanggil raja untuk menghadap.
"Hormat paduka raja, ada gerangan apa anda memanggil saya?"
"karena kejujuranmu dalam bekerja, aku ingin mengangkatmu menjadi perdana menteri kerajaan. Apakah kau menerima tawaranku ini?"
"Bukannya saya tidak mematuhi perintah raja, tetapi saya perlu mempertimbangkan hal ini terlebih dahulu dan meminta restu dari istri saya"
"Tidak apa-apa. Tapi jika kau sudah siap untuk menerima jabatan ini, pintu istana akan selalu terbuka untukmu"
Sepulangnya dari istana dia pun berbincang bersama istrinya mengenai penawaran raja Yojong. Tiba-tiba disaat larunyat malam terdengar suara keributan dari luar rumah yang memanggil-manggil nama hwang Hee.
“Hwang hee!hwang hee! Keluar kau!”
“Ada apa ini?”
“Sudah jangan banyak bicara, bawa saja dia keluar dari desa kita”
“Tidak, kalian tidak bisa membawa begitu saja suamiku tanpa alasan yang jelas”
“Dengar, suamimu telah melakukan pajak liar kepada rakyat di bagian selatan. Karena perbuatan kejinya itu dia harus di usir dan dibawa ke pulau terpencil”
“Aku tidak pernah mengambil uang rakyat sepeser pun. Semua itu tidak benar.”
“Sudahlah. Bawa saja dia. Tidak ada penjahat yang mau mengaku”

Hwang Hee pun ditarik paksa oleh rakyat lalu dia dibawa ke pulau terpencil. Fitnah itu merupakan siasat Menteri Ja Gwang dan Gang Sun agar Hwang Hee tidak dijadikan perdana menteri di kerajaan.  Akan tetapi, pengasingan tersebut tidak terjadi begitu lama karena Rakyat yang pernah ditolong Hwang Hee meyakinkan Raja Yojong dan membuktikan bahwa hal itu adalah fitnah. Hwang hee pun kembali ke desa dan dinobatkan menjadi perdana menteri.
Suatu hari, saat kedua anak Hwang Hee , Se Ryung dan Sun Sin  yang ada di rumah tengah menyapu halaman, dua orang tidak dikenal datang.
"Apakah ini rumah Perdana Menteri Hwang Hee? Ini ikan tenggiri. Sangat segar. Kami membawa ini untuk Perdana Meteri."
"Ayah kami tidak mau menerima apa-apa. Pulanglah saja."
"Saya tidak mau meminta sesuatu. Ini hanya untuk mengucapkan rasa terima kasih saja atas jasa beliau untuk negara."
“Bukannya kami menolak pemberian tuan dan nyoya, tetapi kami takut ayah kembali terserang penyakit karena menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal seperti yang dulu terjadi.”
“Maafkan kami. Lebih baik ikan itu kalian berikan kepada yang lebih membutuhkan.”
"Siapa yang datang?”
Karena di luar sangat berisik, Hwang hwee keluar dari kamarnya.
"Bukan siapa-siapa, ayah."
“Terima kasih telah berkunjung”.  Sun sin  terkejut lalu segera menutup pintu gerbang.
Pria dan wanita itu adalah Menteri  Ja Gwang dan istrinya, Dia hendak meracuni Hwang Hee agar tidak lagi menjadi Perdana Meteri sehingga rencana pengkhianatan mereka tidak terbongkar.  Lalu dia menggantungkan saja ikan itu pada pegangan pintu rumah Hwang Hee. Namun Hwang Hee tidak peduli dengan ikan yang digantungkan di pintu rumahnya saat ia keluar dan masuk.
Akan tetapi,  siasat Menteri Ja gwang dan istrinya tidak berhenti sampai disitu. Mereka menghasut sebagian pejabat pemerintah lainnya dan membuat mereka tidak suka kepada Hwang hee.
“Hwang hee tidak cocok menjadi menteri. Dia hidup sangat sederhana  dia tidak sederajat dengan kita.”
“Iya benar. Dan Bisa-bisa raja memotong gaji kalian karena ingin para pejabat mengikuti cara licik Hwang Hee yang hidup sederhana agar dicintai rakyat.”
“maka dari itu kalian harus menyingkirkan Hwang Hee segera”
“ Katakan kepada rakyat Bahwa seorang perdana menteri dengan gaji yang tinggi tidak mungkin hidup sederhana. Pasti Hwang Hee menimbun banyak emas dan kain sutra mahal-mahal dirumahnya namum menyembunyikannya agar terlihat sederhana didepan rakyat.”

tersebarlah kabar angin tentang Hwang Hee. Raja yang mendengar desas-desus itu merasa tidak enak, lalu dia memutuskan mengunjungi rumah Hwang Hee secara mendadak pada malam hari itu juga.
Setibanya di depan rumah Hwang hee, aroma busuk ikan tenggiri menyebar dan menyengat hidung.
"Bau busuk apaan ini?"Raja bertanya sambil menutupi hidungnya dengan tangannya.
"Ada ikan tenggiri tergantung di pegangan pintu rumah Hwang Hee ini, yang mulia!"
“kenapa dia menggantungnya di depan rumah?”
“Mungkin dia menggantungnya agar orang tidak mau masuk dan menjauh karena bau busuk di rumahnya,”
“Jadi maksudmu, dengan egitu tidak ada yang bisa melihat harta yang Hwang Hee timbun dirumahnya. Panggilkan aku Hwang Hee segera”

Hwang Hee sangat terkejut melihat kehadiran raja.
"Yang mulia, bagaimana bisa tiba di rumah hamba selarut malam ini tanpa memberitahukan saya? Mari masuk ke dalam"
"Hwang Hee, kenapa Anda menggantung ikan tenggiri di pintu masuk?"
"Itu milik orang yang kehilangan. Karena pemiliknya belum juga muncul, sehingga ikannya itu digantungkan."
Kemudian Hwang Hee memanggil istri dan anak-anak perempuannya untuk memberi hormat kepada raja.

“Ayo nak, Raja berkunjung kerumah kita. Kita harus memberi hormat kepadanya.”
“Tapi ibu, pantaskah kita menghadap kepada raja dengan pakaian seperti ini.”
“Kalau begitu sebaiknya kita ganti baju dulu. Sun sin ambilah pakaian yang terbaik yang kita miliki di dalam lemari.”
“ini ibu, hanya ada tiga baju dan satu rok yang aku temukan. Yang lainnya sudah sobek dan tidak layak.”
“Bagaimana Ibu? Apakah kita tidak perlu menghadap raja. Kita Sembunyi saja”
“Tidak bisa, Sa Ryung. Tidak sopan jika ada tamu berkunjung lalu tidak memberi hormat apalagi tamu itu seorang raja”
" Begini saja, Ibu duluan ya yang memberi salam kepada raja. Nanti, ibu akan berikan rok ini kepada kalian bergantian untuk menghadap raja."
Setelah bertemu dengan raja, istri Hwang Hee segera ke tempat anaknya, lalu membuka rok dan diberikan ke anak pertamanya Sun Sin.
Anak pertama menghadap raja dengan rok pemberian ibunya itu. Tapi, karena terburu-buru, roknya dipasang terbalik. Setelah anak perempuan pertama mundur, terdengar bunyi berisik kemudian anak kedua, Ryung masuk menghadap raja dengan memakai rok sama yang digunakan ibu dan kakaknya. Rok yang kini tengah dikenakan itu, terlalu panjang untuk anak kedua Ryung.
Sang raja menahan rasa ingin tertawa dan berkata.
"Hwang Hee benar-benar bersih dan jujur. Istri dan anak-anaknya saja hanya memakai satu rok! Siapa yang bilang di rumah Hwang Hee ada banyak kain sutra bertumpuk-tumpuk? Ha Ha Ha ..."
“Tapi, Raja sebaiknya kita periksa rumah ini terlebih dahulu”
“Tidak perlu. Aku sudah tahu semuanya. Ini semua perbuatan kalian. Hwang hee telah menjelaskan semua rencana busuk kalian untuk menghacurkan kerajaan ini.”
“tapi…tapi.. raja”
“sudahlah semua sudah terbukti. Kalian lah yang seharusnya diasingkan kepulau terpencil sejak dari dulu. Pengawal Bawa kedua orang ini dan buang ke pulau terpencil”

Akhirnya  kehidupan kerajaan menjadi damai dan bahagia. Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.

Tamat


0 komentar:

Posting Komentar