Jumat, 12 Juni 2015

Contoh Hikayat

Filled under:

Kerajaan Negeri Perak

Pada zaman dahulu, berdiri sebuah kerajaan bernama Negeri Perak. Para raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan tersebut merupakan keluarga keturunan dari Raja Iskandar Dzulkarnain. Dimana Raja pertamanya ialah kakeknya yakni Marhum Jalilullah.
Ketikasang kakek meninggal dunia,pemimpin kerajaan digantikan oleh pamannya yakni, Raja Raden alias Sultan Mahmud Syah yang bergelar Sultan Alauddin Riayat Syahyang juga merupakan anak sulung dari Marhum Jalilullah. Hingga pada suatu hariSultan Alauddin Riayat Syah punpergi menyusul Ayahanda. Karena anak kedua dari  Marhum Jalilullah telah lama meninggal dunia, maka anak ketiga yakni Raja Inu atau Sultan Muzaffar Syah dinobatkan menjadi penguasa kerajaan saat itu.
Dimasa kepemimpinan Sultan Muzzafar Syah, beliau sempat  memindahkan pusat kerajaan dari Brahma Indra ke Kuala Kangsar. Serta dimasanya pula terjadi permasalahan dalam sistem kerajaan yakni, adinda beliau yang bernama Raja Bisnu alias Sultan Muhammad Syah juga menjadi penguasa kerajaan pada saat itu. Dimana pusat kerajaannya bertempat di Pulau Tiga. Agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar, maka Sultan Muzzafar Syah menobatkan sang Adinda sebagai raja di Brahma Indra dan beliau sendiri menjadi penguasa di seluruh negeri perak.
Atas perkawinannya, Sultan Muhammad Syah memiliki tujuh orang anak. Salah satunya ialah Raja Iskandar alias Raja Iskandar Muda. Beliau sangat berperan dalam memajukan negeri perak. Langkahnya untuk memajukan negeri perak dimulai ketika pasukan Raja Kecil Minang, Daeng Matkah dan Daeng Mencelak datang menyerang untuk menjatuhkan Sultan Muhammad Syah. Saat itu beliau berhasil memenangkan peperangan tersebut dan membuat orang-orang Belanda tertarik kepada negeri Perak untuk bekerja sama sambil melakukan jual beli biji timah yang merupakan hasil tambang terbesar di Brahma Indra. Hal ini pun membuat negeri perak menjadi lebih makmur.
Kemudian, permasalah pun kembali terjadi. Ketika Sultan Muzaffar Syah hendak menjadikan Raja Alam alias Raja Kecil Besar sebagai penguasa di Brahma Indra, Raja Iskandar Muda tidak menyetujui hal tersebut hingga akhirnya Raja Alam menyimpan dendam terhadap Raja Iskandar Muda. Bersama dengan pasukannya beliau hendak melakukan penyerangan kepada Raja Iskandar Muda. Akan tetapi, rencana tersebut tidak berhasil dan akhirnya Raja Alam beserta pasukannya dikurung di Pulau Tiga.
Tak lama kemudian Sultan Muhammad Syah meninggal dunia, dan tahtanya jatuh kepada anaknya, Raja Iskandar Muda. Dimasa kepemimpinannya beliau berjanji akan adil, jujur dan bijaksana.
Raja Iskandar Muda akhirnya pun dipertemukan dengan sang jodoh. Beliau meminang seorang permaisuri bernama Raja Budak Rasul yang merupakan anak dari Sultan Muzaffar Syah lalu diggelarnya pesta pernikahan yang sangat megah dan meriah selama 40 hari 40 malam.
Seperti halnya raja-raja terdahulu, Sultan Iskandar Dzulkarnain pun mendapat masalah ditengah kepemimpinannya. Beliau mendapat pesan bahwa orang-orang Belanda akan datang melakukan penyerangan. Beliau pun menyiapkan pasukan perlawan. Namun ternyata sang pembawa pesan, seorang ahli bahasa Belanda salah paham dalam mengartikan pesan tersebut karena ketika sesampainya di negeri Perak, orang-orang  Belanda datang bukan untuk berperang melainkan ingin memperbaharui perjanjian perdagangan dan hendak membeli biji timah lebih banyak.


Berakhirnya masalah dengan Belanda, Sultan Iskandar Muda akhirnya memperoleh tahta tertinggi di Negeri Perak. Beliau dinobatkan menjadi penguasa Negeri Perak setelah Sultah Muhammad Syah meninggal Dunia dan diberi gelar Sultan Iskandar Dzulkarnain. Dimasanya pun, Beliau memindahkan lagi pusat kerajaan dari Brahma Indra ke Cempaka Sari dan diganti namamnya menjadi Pulau Indra Sakti . Dan dimasa –masa kejayaannya beliau mendirikan mesjid yang akan digunakan untuk sholat idul fitri. Tak lama setelah itu, Sultan Iskandar Dzulkarnain akhirnya karuniai seorang anak. Beliau pun  mengadakan pesta besar-besaran bersama rakyatnya. Selanjutnya, dibangunnya sebuah Mahligai. Akan tetapi masyarakat menilai mahligai tersebut terlalu besar.
Masalah pun terjadi , kali ini rumah tangga yang telah dibangun oleh Sultan Iskandar Dzulkarnain menjadi kurang harmonis karena fitnah dari Pembesar Sayong yang iri dan tidak suka terhadap Mahligai sang Raja. Ia mengirimkan seorang wanita jalang ke kerajaan untuk diberikan kepada Sultan Iskandar Dzulkarnain, padahal beliau sama sekali tidak memintanya. Dan setelah kejadian itu pun, penguasa negeri Perak tersebut jatuh sakit. Namun, beliau dapat kembali sembuh karena telah diobati oleh para tabib.
Setelah kejadian tersebut, terdengar kembali kabar bahwa orang Belanda ingin melakukan penyerangan. Dan kali ini mereka hendak membunuh Kepala Pelabuhan. Sultan Iskandar Dzulkarnain pun menyiapkan pasukan perlawanan. Namun, seperti sebelumnya ketika orang Belanda tiba di pelabuhan, mereka mundur dan melakukan perdamaian. Padahal setelah diketahui, orang Belanda mengaku datang bukan untuk membunuh Kepala  Pelabuhan melainkan membunuh monyet.
Akhir masa keterpurukan Raja Iskandar Dzulkarnain akhirnya pun tiba . Tak beberapa lama setelah beliau beserta istrinya telah datang berziarah ke makam almarhum Ayahandanya, sang permaisuri pun juga pergi menyusul. Maka beliau pun merasa sangat terpukul dan memutuskan untuk pergi berlayar dimana peristiwa pelayarannya tersebut dikisahkan dalam sebuah syair indah. Dan setelah berlayar mengelilingi dunia, akhirnya Raja Iskandar Dzulkarnain meniggal dunia.
Tahta kerajaan pun turun kepada adinda Raja Iskandar Dzulkarnain yang bernama Raja Muda yang bergelar Sultan Mahmud Syah.  Di masanya, Raja Selangor datang menghadap dan dinobatkan menjadi sultan.






0 komentar:

Posting Komentar